TTL : Bekasi, 21 Oktober 1991
Sekolah : SMKN 1 Kota Bekasi
tik!tik!tik!
air hujan belum juga berhenti menjatuhi tubuhku dengan jarum-jarumnya
yang bening, basah, dan dingin
dan bulir-bulirnya mengalir di seluruh sudut mukaku
tiba-tiba aku jadi ingat kamu, yang tak pernah berhenti menghujaniku
dengan ciuman kecilmu yang hangat dan indah
ciplak! ciplak!
Sepasang kaki kecil berlari di depanku
Tanpa sengaja air percikannya mengotori jubahku yang putih
Sama putihnya dengan rasa rindu yang ada di hatiku saat ini
Aku jadi ingat kamu lagi yang tak pernah puas memercikan rindu-rindu
di dalam jiwaku yang manis dan megah...
Hening....
Kutelusuri hari-hari ini sendirian
Menguaktik!tik!tik!
air hujan belum juga berhenti menjatuhi tubuhku dengan jarum-jarumnya
yang bening, basah, dan dingin
dan bulir-bulirnya mengalir di seluruh sudut mukaku
tiba-tiba aku jadi ingat kamu, yang tak pernah berhenti menghujaniku
dengan ciuman kecilmu yang hangat dan indah
ciplak! ciplak!
Sepasang kaki kecil berlari di depanku
Tanpa sengaja air percikannya mengotori jubahku yang putih
Sama putihnya dengan rasa rindu yang ada di hatiku saat ini
Aku jadi ingat kamu lagi yang tak pernah puas memercikan rindu-rindu
di dalam jiwaku yang manis dan megah...
Hening....
Kutelusuri hari-hari ini sendirian
Menguak kerumunan tawa di depan mata.
Di bawah siraman air hujan yang ada hanya tawa riang penuh kemenangan
ada luka di kaki dan tangan, tapi mereka tak acuh tak pedulikan apa-apa
Ah...aku jadi ingat bekas lukamu di kaki dan tangan yang biasa membawa cerita
untuk dikenang nanti, suatu saat nanti
Ada tempat berteduh di ujung sana
Setengah berlari aku mendekat
Duduk beralaskan plastik setengah kering, kuambil kertas dan pena
dari saku yang mulai terasa basah
Ah...lagi-lagi aku ingat kamu dan ingin menulis tentang kamu
Semuanya tentang kamu...
.........Karena memang cuma kamu yang ada dalam hatiku.
Aku Mencintaimu Karna Dirimu adalah Cinta
Cintaku bersahaja
Memecah berhamburan di tepian padang safana
Merongga dan mendekam di sebidang bahu
Kala kau menyandarkan sebilah wajahmu di bahu ku
Pendar matamu adalah selaksa bayangan hasrat dan bunga setaman jiwaku
Menyatupada rangkaian sabda para dayang-dayang di tepian nirwana
Dan aku pun luruh
Memahat kerinduan akan kebersamaan yang tak pernah terlupakan
Wahai penilam cahaya asmara hati ku
Akan ku raih biduk-biduk kemesraan dalam balutan kasih sayang
Akan ku rangkum bayang-bayang rautan kegelapan
Demi melihat seutas senyum penderma ceria yang terpancar
dari kelopak bening matamu
Wahai bidadari kehidupan ku
Akan ku gores tepian langit
Memahat dan membentuk rarakan mega dengan rautan wajahmu
Agar ketika ku pandang langit
Ku lihat dirimu bersepuh dengan kelipan serakan bintang
Mungkin di suatu masa
Kita akan menyemai kelopak-kelopak kuncup asmara
Menyerbuknya bersama
Hingga putik-putik bunga kesucian cinta kita bersemi
Dan di akhir sepenggalan jarak ajal yang terjemput
Akan tergetas baitan kata Ku yang bermakna padamu
Selirih getar dari kedalaman nurani ku ucap
" Aku Mencintaimu Karna dirimu adalah Cinta "